10 Bahaya Anak Kecanduan You Tube Menurut Psikologi

Menurut : Hattmadi Bakrie Abdullah, M.Psi


Bahaya kecanduan you tube pada seorang anak sebaiknya dihindari, dengan cara tidak membiarkan mereka terpapar teknologi tersebut secara berlebihan. Apalagi diberi hak kepemilikan saat usia mereka masih di bawah 12 tahun, karena bisa menghambat tumbuh kembang otak, mental, bahkan fisiknya.

Seorang anak-seorang anak dan remaja yang menggunakan teknologi melebihi batas waktu yang dianjurkan, memiliki risiko kesehatan serius yang bisa mematikan. Berikut ini adalah 10 Bahaya Anak Kecanduan You Tube Menurut Psikologi, yang bersumber dari berbagai penelitian. Sehingga bisa menjadi alasan kuat kenapa orangtua sebaiknya tidak memberikan you tube pada seorang anak sebelum usia 12 tahun.


1. Mengganggu pertumbuhan otak seorang anak
Pada usia 0-2 tahun, otak seorang anak bertumbuh dengan cepat hingga dia berusia 21 tahun. Perkembangan otak seorang anak sejak dini dipengaruhi oleh stimulasi lingkungan. Stimulasi berlebih dari you tube (hp, internet, tv, ipad, dll) pada otak seorang anak yang sedang berkembang, dapat menyebabkan keterlambatan koginitif, gangguan dalam proses belajar, tantrum, meningkatkan sifat impulsif, serta menurunnya kemampuan seorang anak untuk mandiri. 
2. Tumbuh kembang yang lambat
Bahaya kecanduan you tube pada seorang anak, juga membatasi gerak fisiknya. Yang membuat tumbuh kembang fisik seorang anak menjadi terlambat. Paparan teknologi sejak dini juga memengaruhi kemampuan literasi dan prestasi akademik seorang anak secara negatif. 
3. Obesitas
Kecanduan televisi dan video game berkaitan dengan meningkatkatnya kasus obesitas pada seorang anak. Alat elektronik yang dipasang di kamar seorang anak dan bisa diakses secara pribadi dapat meningkatkan risiko obesitas sebanyak 30%. 30% seorang anak yang menderita obesitas, akan mengalami diabetes, hingga memiliki risiko tinggi stroke dini atau serangan jantung, serta usia harapan hidup yang rendah.
4. Kurang tidur
75% seorang anak usia 9-10 tahun mengalami kurang tidur karena kecanduan teknologi tanpa pengawasan. Kekurangan tidur akan berdampak buruk pada nilai sekolah mereka, karena otak berkembang dengan baik saat tidur, dan seorang anak butuh tidur yang cukup agar otaknya bisa berfungsi dengan baik.
5. Kelainan mental
Penelitian tahun 2013 mengungkapkan, bahaya kecanduan you tube pada seorang anak dapat meningkatkan risiko depresi, gangguan kecemasan, kurang atensi, autisme, kelainan bipolar, psikosis, dan perilaku bermasalah lainnya. asanya seperti tidak mungkin seorang anak-seorang anak yang masih berusia sangat dini bisa mengalami gangguan kejiwaan.
Tapi, sejumlah studi menyimpulkan bahwa kecanduan teknologi yang berlebihan dapat berpotensi menjadi penyebab tingkat depresi pada seorang anak, kurang konsentrasi, kecemasan, autisme, bipolar, serta perilaku bermasalah lainnya.
6. Sifat agresif
Konten di media yang bisa diakses seorang anak, dapat menimbulkan sifat agresif pada seorang anak. Kekerasan fisik dan seksual banyak tersebar di internet, dan jika tidak dilakukan pengawasan, seorang anak bisa terpapar itu semua. Sehingga memicu timbulnya perilaku agresif dan cenderung menyerang orang lain pada seorang anak.
7. Semakin Kecanduan
Ketika orangtua terlalu bergantung pada teknologi, mereka akan semakin jauh dari seorang anak. Untuk mengisi kekosongan ikatan dengan orangtua, seorang anak juga mulai mencari penghiburan dari you tube, yang pada akhirnya membuat mereka kecanduan teknologi, dan tidak bisa lepas darinya.
Orangtua yang terbiasa hidup dengan you tube, seringnya kali membuat seorang anak merasa tidak diperhatikan dan bahkan asyik sendiri dengan smartphone atau tabletnya. Dampaknya, hal tersebut menjadi kebiasaan dan bisa menimbulkan kecanduan terhadap you tube. Penelitian Gentile menyebutkan, 1 dari 11 seorang anak yang berusia antara 8-18 tahun kecanduan teknologi you tube.
8. Pikun digital
Kecepatan konten di media, membuat seorang anak memiliki attention span yang pendek. Dia jadi tidak fokus pada satu hal, dan mudah berganti fokus. Hal ini menurunkan kemampuan konsentrasi dan memori. Sehingga membuat seorang anak susah memusatkan perhatian.
Hal ini memicu kondisi yang disebut pikun digital, karena seorang anak yang terpapar teknologi terlalu banyak, tidak bisa memusatkan perhatian, imbasnya dia menjadi kesulitan belajar. Bermacam bentuk teknologi media saat ini memproses informasi dengan sangat cepat.
 Akibatnya, seorang anak terlalu cepat dalam memproses informasi, mereka malah cenderung jadi kurang bisa berkonsentrasi serta daya ingatnya menurun. Apanila seorang anak-seorang anak tidak bisa berkonsentrasi, maka tentu efek sampingnya mereka akan mengalami berbagai kesulitan dalam belajar.
9. Radiasi emisi
Pada bulan Mei 2011, WHO memasukkan ponsel dan you tube tanpa kabel lainnya dalam kategori Risiko 2B (penyebab kemungkinan kanker), karena radiasi emisi yang dikeluarkan oleh alat tersebut. James McNamee dari Lembaga Kesehatan Kanada, memberi peringatan pada 2011 lalu:
“Seorang anak-seorang anak lebih sensitif terhadap radiasi dibanding orang dewasa. Karena otak seorang anak dan sistem imun mereka masih berkembang. Jadi, kita tidak bisa mengatakan bahwa risiko pada seorang anak sama dengan risiko pada orang dewasa.”
Telepon seluler serta berbagai teknologi nirkabel lainnya mengeluarkan radiasi yang bisa berbahaya untuk kesehatan. Seorang anak-seorang anak yang sering bermain dengan you tube bisa berisiko sering terpapar oleh radiasi tersebut. Padahal, sistem kekebalan tubuh dan otak mereka sedang dalam masa pertumbuhan. Sayang banget kan…
10. Proses belajar yang tidak berkelanjutan
Kecanduan teknologi yang berlebihan pada seorang anak, bisa membuat proses belajarnya tidak kontinyu. Karena teknologi ini membuat segalanya menjadi lebih mudah, sehingga otak seorang anak tidak terasah, disebabkan kemudahan yang ditawarkan untuk mencari jalan pintas.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERTIMBANGAN PENENTUAN PENGENDALI KEUANGAN KELUARGA: SEBUAH ANALISA NILAI PERAN GENDER DALAM INTERAKSI PASANGAN SUAMI ISTRI

Psikologi Keluarga