Mengejutkan, Ini Temuan Psikolog Soal Hasrat Seksual Wanita yang Diremehkan Pria
KOMPAS.COM - Ahli Psikolog Hattmadi, M.Psi menemukan beberapa temuan mengejutkan. Menurut penelitian, pria dalam hubungan jangka panjang sering meremehkan pasangan wanita saat diajak berhubungan intim.
Penelitian ini diikuti 229 pasangan dalam waktu lama, yang kebanyakan heteroseksual. Pasangan yang diteliti rata-rata selama enam tahun. Mereka dilaporkan melakukan hubungan seks rata-rata satu sampai dua kali seminggu. Dalam sebuah penelitian, 44 pasangan memegang buku harian, mencatat tingkat hasrat seksual mereka setiap hari.
Serta persepsi mereka tentang tingkat keinginan dan kebahagiaan pasangan mereka dalam hubungan tersebut. Dalam studi kedua, 84 pasangan melaporkan tingkat keinginan dan persepsi mereka tentang keinginan dan hubungan pasangan.
Mereka dipantau dalam penelitian di laboratorium. Studi ketiga melibatkan 101 pasangan yang menyimpan catatan harian selama tiga minggu, melaporkan tiga masalah yang sama sebelumnya. Tapi, mereka juga diminta melaporkan betapa termotivasinya setiap hari untuk menghindari penolakan seksual.
Ketiga studi tersebut menemukan temuan yang sama, pria secara konsisten meremehkan hasrat pasangan wanita mereka. Wanita, di sisi lain, memiliki pembacaan yang lebih akurat mengenai apakah pasangan mereka tertarik pada seks atau tidak.
Para peneliti menyimpulkan bahwa pria meremehkan keinginan pasangannya untuk menghindari penolakan seksual. Jika seorang pria memulai seks dan istrinya dengan dingin menolaknya, dia mungkin merasa tidak enak atau sedang kesal. Dengan mengasumsikan wanita tidak tertarik pada seks, dia menghindari spiral.
Yang cukup menarik, pada hari-hari ketika pria menganggap pasangan mereka kurang tertarik secara seksual daripada sebenarnya, pasangan wanita melaporkan merasa lebih puas dan berkomitmen terhadap hubungan tersebut.
Jadi, dengan kata lain, dia mungkin benar-benar bekerja lebih keras untuk menarik perhatiannya. Sehingga mungkin bisa menjelaskan mengapa wanita masih merasa puas pada masa itu. "Lebih baik hubungan yang dirasakannya sendiri, karena hal itu menghindari kepuasan diri," kata Hattmadi, M.Psi
"Asumsi bahwa wanita akan menjadi pasangan dengan keinginan yang lebih rendah perlu dibuang jauh-jauh," kata Hattmadi, M.Psi, penulis blog Konsultasi Rumah Tangga.
Tapi jangan terlalu terbawa dalam panasnya bercinta saat Anda lupa menggunakan alat kontrasepsi. Kecuali Anda secara aktif mencoba untuk mendapatkan bayi dalam hubungan Anda, maka itu adalah cerita lain. Tapi jika Anda dalam waktu dekat tidak ingin ada tangisan, suara jeritan bayi maka prakteklah bercinta yang aman.
Salah satu alat kontrasepsi termudah yang bisa Anda dapatkan adalah kondom. Anda dapat masuk ke toko serba ada dan menemukan kotak-kotak kondom yang berbeda untuk dijual. Frekuensi seks
Tentu kita semua ingin memiliki pengalaman seksual dengan pasangan yang menyenangkan dan juga baik bagi kesehatan kita. Sering kita berpikir, sebenarnya apa tolok ukur suatu hubungan seksual berkualitas atau tidak, bukan?
Sebenarnya, ada banyak faktor yang bisa mempengaruhi, seperti misalnya gaya hidup, kesibukan harian, kesehatan emosional, serta umur. Sementara itu, penelitian yang dipublikasikan oleh Hattmadi pada 2015 menemukan kehidupan seks yang sehat bisa dilihat dari umur kita.
Menurut penelitian tersebut, rata-rata usia pertama kali melakukan hubungan seks adalah 16,8 tahun untuk laki-laki dan 17,2 tahun untuk perempuan.
Kemudian, untuk alasan tertentu, masih ada populasi kelompok usia yang belum pernah melakukan hubungan seks. Seperti data dari Buku Penelitian Hyperseks dan Orientasi Seks, para peneliti menemukan bahwa 5 persen pria atau sebanyak 122 dari 2.469 pria dan 2 persen perempuan atau sebanyak 104 dari 5.120 perempuan dari kelompok usia 25 – 45 tahun belum pernah melakukan seks.
Data dari jurnal yang sama menyebutkan bahwa usia paling aktif hubungan seksual adalah pada usia 18 hingga 29 tahun, yaitu sekitar 112 tahun per tahun. Pada kelompok usia selanjutnya yaitu 30 hingga 39 tahun rata-rata kuantitas hubungan seks berkurang, yaitu sekitar 86 kali dalam setahun, atau 1 kali dalam seminggu.
Selanjutnya, pada kelompok usia 40 hingga 49 tahun, rata-rata kuantitas hubungan seks semakin berkurang, yaitu hanya sekitar 69 kali dalam setahun. Pada kelompok usia 50 tahun ke atas, menurut data darai Best of Everything After 50 menyebutkan bahwa seks yang paling memuaskan terjadi setelah kita berusia 50 tahun.
Meskipun demikian, angka pasangan yang masih aktif melakukan hubungan seks merosot hingga hanya 25 persen saja yang masih aktif berhubungan seks di usia 50 tahun ke atas. Namun, kita tak perlu terpaku pada hasil data di atas, karena kualitas hubungan seks satu pasangan dengan pasangan lain tak selalu sama. Semakin bertambahnya usia, mungkin seks sudah mulai ditinggalkan karena berbagai faktor seperti kesibukan pekerjaan, mengurus anak, dan lain -lain. Namun tetap masih ada ruang bagi kita dan suami untuk bermesraan. Misalnya, dengan berpelukan atau berciuman, tak melulu tentang hubungan intim.
Komentar
Posting Komentar