10 Pentingnya ASI Eksklusif bagi Psikologi Anak

Menurut : Hattmadi Bakrie Abdullah, M.Psi

Air susu ibu merupakan makanan pertama dan utama pada anak karena mengandung berbagai zat yang dibutuhkan anak. Saking pentingnya, Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Kementerian Kesehatan mencanangkan gerakan ASI eksklusif untuk anak yang berusia nol hingga enam bulan. Tak hanya baik bagi untuk pertumbuhan si kecil, ASI nyatanya baik bagi perkembangan psikologis dan mentalnya, lho. Lalu, apa saja Pentingnya ASI Eksklusif bagi Psikologi Anak?

1. Merangsang perkembangan emosional anak
Anak yang mendapatkan ASI eksklusif cenderung memiliki kemampuan untuk mengendalikan emosinya ketika memasuki usia sekolah. Hal ini dibuktikan dalam penelitian yang dilakukan di Amerika. Dalam penelitian ini para ahli menyebutkan bahwa teori neurohormonal bisa menjadi alasannya. 
Teori tersebut mengungkapkan bahwa kontak antara ibu dan anak ketika pemberian ASI eksklusif merangsang perkembangan kognitif serta emosionalnya. Dari kontak fisik selama masa menyusui, ikatan batin antara ibu dan sang buah hati juga akan semakin erat.
Selain itu, selama menyusui anak, tubuh ibu akan mengeluarkan hormon oksitosin yang salah satunya berfungsi untuk mengurangi stres pada ibu sehingga ibu akan menjadi lebih stabil dalam menyokong tumbuh kembang anak. 
2. Merangsang tumbuh kembang sistem saraf
Beberapa bulan pertama kehidupan sering dikenal dengan sebutan “periode emas” sang buah hati, mulai dari fisik, kognitif, hingga psikologis. ASI adalah makanan terbaik yang dapat menunjang semua hal itu karena mengandung berbagai nutrisi yang memang diperlukan anak., seperti protein, lemak, vitamin dan mineral. 
Semua nutrisi tersebut akan menstimulasi perkembangan sistem saraf anak dengan baik, bahkan hal ini tak hanya terjadi pada anak yang lahir cukup bulan. Perkembangan saraf yang optimal juga bisa didapatkan anak yang lahir prematur dengan cara pemberian ASI eksklusif. 
3. Daya tahan tubuh dan psikis lebih kuat
Meski terlihat tidak terlalu berdampak langsung pada perkembangan mental si kecil, ASI membuat anak lebih kuat dan tidak gampang sakit. Hal ini tentu saja membuat sang buah hati lebih banyak beraktivitas dan bermain bersama teman-temannya.
Bermain bersama teman sebaya, membuat perkembangan daya pikir, emosional, serta kemampuan sosialisasi si kecil semakin terasah. Jadi, memang pemberian ASI eksklusif sangat baik untuk tumbuh kembangnya secara keseluruhan.
4. Tumbuh dan kembang dengan optimal
Menurut Hattmadi Bakrie Abdullah, M.Psi, Psikolog dari Kalimantan, menyusui (ASI) adalah kegiatan yang saling menguntungkan bagi ibu dan anak. Bagi anak, ia dapat tumbuh dan ber kembang dengan lebih optimal melalui ASI yg diberikan langsung oleh ibunya.
“ASI dapat memenuhi semua kebutuhan dasar anak untuk tumbuh dan berkembang, baik kebutuhan fisik seperti gizi dan kesehatan serta kebutuhan kasih sayang, yakni psikologis, emosi, kedekatan attachment atau bonding ibu dengan anak serta kebutuhan rangsangan panca indranya,”.
Kemudian, bila anak tumbuh sehat dan tenang, sang ibu pun akan semakin nyaman dan refleks pengaliran ASI makin lancar. Ibu pun akan terpengaruh dengan refleks pengaliran ASI. Bila kondisi psikologis ibu baik, maka aliran ASI pun akan lancar sehingga anak mudah menyusu.
5. Anak tenang dan dan nyaman
Dengan menyusu ASI, sang anak akan merasa tenang, aman, nyaman, sehat, kenyang, dan kuat karena kebutuhan utamanya terpenuhi dari ibunya sendiri dan kelak meningkatkan rasa percaya diri dan rasa percaya pada ibunya sendiri.
6. Hubungan emosi yang kuat
Proses ini pun akan membentuk hubungan emosi yang kuat, seperti kehangatan, rasa saling membutuhkan, disayang, dicintai, saling bergantung (emotional bonding).
7. Panca indera anak jadi semakin berkembang
Panca indera anak pun jadi semakin berkembang, yaitu melalui tatapan mata, sentuhan kulit dan pelukan, senandung atau perkataan ibu melalui pendengaran anak, membaui khasnya ASI dan aroma tubuh ibu serta gerakan-gerakan atau posisi anggota tubuh ibu saat menyusui.
8. Mengembangkan proses belajar atau kecerdasan anak
Proses menyusui juga bagi anak dapat mengembangkan ikatan batin dengan ibunya dan kedekatan yang terjalin berkembang ke arah yang positif (attachment). “Menyusui juga dapat mengembangkan proses belajar atau kecerdasan anak.”
9. Meningkatkan perkembangan motorik dan kognitif
Pentingnya ASI terhadap perilaku anak tersebut di duga berasal dari komposisi ASI yang unik yang memungkinkan perkembangan motorik dan kognitif anak di bulan-bulan pertamanya. Kandungan Asi seperti asam lemak dan bioaktif lainnya disinyalir sebagai komponen yang paling mempengaruhi perkembangan mental anak.
Hormon leptin, yang ditemukan dalam ASI, diketahui memberi efek positif pada beberapa bagian otak seperti hipokampus, hipotalamus, kelenjar pituitari dan adrenal. Efek positif ini diketahui mampu menurunkan kadar stress pada anak.
10. Berhubungan dengan kesehatan mental
Pentingnya ASI terhadap perkembangan mental seorang anak, juga diperoleh dari aktivitas selama menyusi. Skin-contact (perlekatan kulit ibu dan anak) dan kontak mata antara ibu dan anak dipercaya mampu menjadi “jembatan” penghubung kasih sayang antara ibu dan anak.
Adanya kepercayaan bahwa ia disayangi, terbukti pula merupakan salah satu pencegah efektif bagi seseorang untuk berperilaku merusak atau agresif lainnya. “Masa krusial anak itu 1.000 hari kehidupan. Harus terus mendapat ASI hingga berusia 2 tahun. Sebuah penelitian menyebutkan, anak yang menerima ASI mentalnya jauh lebih kuat dibanding yang tidak kena ASI,”
Menurut Farahdibha selaku Sekeretaris Jendral Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI), Si Kecil yang tidak mendapatkan ASI memiliki kesehatan mental yang lebih buruk dibandingkan dengan yang mendapatkan ASI eksklusif.
“Contoh kasusnya yaitu kalau kita nonton atau baca berita, sering kali banyak berita-berita tentang anaknya yang menyelakai ibunya atau mungkin sebaliknya, hal itu dikarenakan sakit mental. Untuk menghindari anak-anak kita dari mental yang tidak baik, dapat dilakukan dengan cara berikan ASI yang cukup kepada anak hingga minimal usia dua tahun,”
Risiko kesehatan mental yang akan terjadi pada Si Kecil yang tidak diberi ASI, yaitu lebih sulit melakukan sosialisasi dengan lingkungan, mudah cemas atau depresi. Lalu adanya keluhan somatik, sering mengalami masalah sosial, tidak mudah fokus, bermasalah dalam berpikir, cenderung lebih nakal dan agresif.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERTIMBANGAN PENENTUAN PENGENDALI KEUANGAN KELUARGA: SEBUAH ANALISA NILAI PERAN GENDER DALAM INTERAKSI PASANGAN SUAMI ISTRI

Psikologi Keluarga