5 Efek Buruk Anak yang Terlalu Sering Mendengarkan Lagu Orang Dewasa
Publikasi : 03/05/2019
Penulis : Hattmadi Abdullah, M.Psi
Anda pasti khawatir kalau anak-anak seringkali mendengar atau menyanyikan lagu orang dewasa.
Semakin berkembangnya industri musik membuat lagu anak-anak mulai pudar bahkan menghilang begitu saja. Padahal sama seperti orang dewasa, anak-anak membutuhkan sebuah hiburan terutama dalam masalah musik yang sesuai dengan usianya.
Permasalahan lagu orang dewasa yang dinyanyikan anak-anak semakin didukung dengan ajang pencarian bakat. Para kontestan seolah diperbolehkan menyanyikan lagu-lagu bertema cinta, perselingkuhan, atau patah hati.
Kata-kata hingga kalimat di lagu orang dewasa dirasa kurang cocok saat didengarkan oleh si Anak. Tanpa disadari, anak-anak yang sering mendengar atau menyanyikan lagu orang dewasa bisa membuat cara pandang mengenai hidupnya terganggu.
Psikolog Hattmadi Abdullah, M.Psi akan memberikan beberapa efek buruk yang bisa dirasakan anak-anak jika terus menerus mendengar atau menyanyikan lagu orang dewasa.
1. Berpotensi lebih cepat dewasa
Perlu diingat kalau perkembangan mental dan bahasa pada anak-anak tidak bisa disamakan dengan orang dewasa. Pola pikir si Anak belum setara dengan pemahaman yang dilakukan orang dewasa pada umumnya.
Anak-anak masih memiliki persepsi yang lebih subjektif, sehingga akan menerima informasi terhadap lagu orang dewasa yang didengarkannya tanpa disaring atau ada pertimbangan. Misalkan saja saat si Anak mendengarkan lagu Jadikan Aku yang Kedua milik Astrid. Di liriknya terdapat kata-kata ‘jadikan aku yang kedua, buatlah diriku bahagia.’ Tanpa disadari si Anak akan menyerap setiap kata-kata pada lirik lagu itu, kemudian pola pikirnya akan menganggap kalau tidak apa-apa menjadi yang kedua asalkan bahagia.
Padahal pola pikir seperti ini seharusnya belum dipikirkan anak-anak. Seiring berjalannya waktu saat si Anak terus mendengar atau menyanyikan lagu orang dewasa, dirinya akan berkembang tidak sesuai dengan usianya.
2. Anak akan mudah terbawa emosi
Kebanyakan lagu anak-anak terkesan ceria apalagi lagunya diciptakan agar mudah dihafal dan sesuai dengan karakter. Padahal pada dasarnya sebuah lagu bisa berperan sangat penting bagi kehidupan semua orang, termasuk anak-anak. Lagu dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan diri anak dari berbagai aspek. Mulai dari aspek secara fisik, emosi, kecerdasan bahkan kehidupannya secara sosial.
Namun, saat lagu-lagu orang dewasa diputar di rumah secara tidak langsung dapat berpengaruh terhadap perkembangan anak. Jika di usianya yang dini, si Anak sudah diperdengarkan lagu yang terlalu keras seperti lagu metal itu akan berdampak negatif. Nada musik dan cara bernyanyi yang terkesan seperti orang marah-marah bisa berpengaruh terhadap kondisi emosi si Anak.
3. Cara berpikir anak akan mulai terganggu
Ketidaksesuaian lagu yang didengar atau dinyanyikan anak-anak terhadap umurnya terkadang membuat cara berpikir dirinya terganggu.
Belum lagi saat si Anak mendengarkan lagu orang dewasa dari luar negeri, ada banyak unsur 17 tahun ke atas yang mengandung konten seksual. Sangat dikhawatirkan jika si Anak akan semakin membentuk persepsi kalau kehidupan dewasa dengan konten-konten seksual dianggap sangat wajar untuk dikonsumsi.
Lirik yang didengarkan si Anak pada lagu orang dewasa juga akan memicu berbagai pertanyaan-pertanyaan kritis. Padahal ada banyak pertanyaan yang belum sesuai dan belum seharusnya dimengerti di usia anak-anak
Orangtua pun terkadang merasa kebingungan harus menjawab seperti apa, sehingga membuat si Anak harus mencari tahu sendiri arti lagu yang didengarkannya melalui video klip. Padahal banyak video klip dari lagu-lagu luar negeri yang justru berisi konten negatif untuk pola pikir si Anak.
4. Menciptakan trauma pada anak
Trauma pada anak-anak terhadap lagu orang dewasa bisa saja terjadi.
Anak-anak yang sering mendengarkan lagu orang dewasa juga bisa merasakan perasaan senang, sedih bahkan rasa kagum terhadap seseorang. Rasa sedih karena lagu patah hati bisa saja dirasakan oleh si Anak padahal dirinya belum pernah benar-benar merasakan ditinggal seorang kekasih.
Dari kata-kata pada lirik lagu bisa membuat si Anak trauma ketika harus menghadapi kenyataan hidup. Lagu sedih atau marah bisa membuatnya begitu merasakan apa yang sedang disampaikan dari lagu itu.
Tak hanya itu, rasa trauma bisa terjadi pada anak-anak yang senang mendengarkan atau menyanyikan lagu orang dewasa bersamaan dengan video klipnya. Sebuah video klip khususnya lagu luar negeri terkadang tidak sesuai dengan usia anak-anak. Bisa bertema perang, kecelakaan, perceraian orangtua atau bahkan konten dewasa yang belum layak dikonsumsi anak-anak.
Tidak hanya berefek buruk dari lagu yang didengarkan si Anak saja, namun rasa trauma juga bisa terjadi dari sebuah tontonan video klip. Untuk itu, orang tua harus bisa memproteksi si Anak agar tidak terlalu banyak mengonsumsi konten-konten yang dewasa.
5. Kurang bisa memfilter lagu-lagu yang layak didengar
Beberapa lagu yang dinyanyikan orang dewasa, misalnya Laskar Pelangi milik Nidji masih bisa diperdengarkan untuk anak-anak. Namun, si Anak yang sudah sangat terbiasa mendengarkan lagu-lagu orang dewasa terkadang sulit memfilter konten lagu untuknya. Asalkan lagunya enak didengar, si Anak akan menikmati.
Semakin si Anak merasa senang dengan lagu-lagu orang dewasa, dirinya akan semakin terbiasa dan mengulang jenis lagu serupa. Si Anak seolah tidak bisa memfilter lagu yang sesuai dengan usianya.
Untuk itu, orang tua perlu memfilter setiap lagu yang didengar atau dinyanyikan si Anak. Lagu anak-anak biasanya memiliki pesan dan pembelajaran positif untuknya. Jadi anak yang dominan mendengarkan lagu orang dewasa justru tidak mengalami proses belajar seperti yang diberikan di dalam lagu anak.
Semoga mulai sekarang anda harus bisa lebih mulai menjaga dan memfilter lagu-lagu si Anak ya.
Komentar
Posting Komentar