Perselingkuhan

Perselingkuhan tak lebih dari sekadar insecurity diakui atau tidak, pada dasarnya perselingkuhan banyak menjadi bagian dari hubungan jangka panjang. Beberapa orang memaafkannya, beberapa memilih untuk mengabaikan. Sayangnya, banyak sekali muncul kasus-kasus kekerasan yang diakibatkan oleh perselingkuhan, bahkan ketika perselingkuhan itu baru sebatas dugaan tanpa bukti.
Teori-teori psikologi bermunculan untuk menjelaskan fenomena perselingkuhan. Banyak di antaranya berisi fakta - fakta mengejutkan dan kenyataan pahit yang sulit diterima oleh kebanyakan orang. Bagaimanapun, perselingkuhan adalah resiko yang bisa saja terjadi dalam suatu hubungan. Dengan mempelajari perselingkuhan, kita bisa belajar mengenali situasi dan lebih mudah mencari obat untuk mengatasinya.
Dikutip dari SBM, orang - orang yang berselingkuh sering kali mencari perasaan hebat (masih laku, masih keren, dsb) walau sebetulnya mereka membodohi dirinya sendiri. Orang yang berselingkuh sebetulnya berselingkuh dari dirinya sendiri, karena dia berusaha untuk menciptakan second life di luar kondisinya yang sekarang. Kondisi yang membuat dia merasa tertekan, tetapi tidak berani terang-terangan menghadapinya, sehingga muncullah aksi kekanak-kanakan dengan menghindari tanggung jawab.
Orang yang berselingkuh sering dengan mudahnya berganti-ganti pasangan atau berhubungan dengan banyak pasangan sekaligus. Pada dasarnya mereka hanya mencari kebahagiaan dan kepuasan diri menurut mereka sendiri. Mereka merasa tidak pernah cukup dicintai, walaupun di luar mereka tampak gembira di dalam hatinya kosong. Jiwa mereka terus mencari-cari apa yang mereka pikir dapat mengisi kekosongan mereka.
Parahnya lagi, mereka sebetulnya tidak tahu persis, hal apa yang dapat mengisi kekosongan mereka itu. Sebagian orang berselingkuh karena pasangan mereka memang menyakiti mereka. Sebagian lagi kondisinya sangat aneh, berselingkuh dari pasangan yang sangat baik dan melayani, dengan penampilan fisik yang sangat menarik pula.
Jika seorang suami atau istri berselingkuh dari pasangannya yang menjalankan tugasnya dengan baik dan sangat mencintai pasangannya, hal itu kemungkinan dilakukan karena pada dia tidak mampu membahagiakan dirinya sendiri secara pribadi dan mengekspresikan apa yang diinginkannya dengan cara yang bertanggung jawab.
Pada masa single, seseorang bisa bergaul dengan banyak lawan jenis untuk memilih yang terbaik. Namun ketika sudah terikat dalam suatu hubungan, banyak norma yang mengikatnya untuk bersikap setia pada pasangannya. Pada fase ini, sebagian orang merasa kebebasannya hilang. Ada keinginan terpendam untuk kembali dikagumi banyak lawan jenis seperti dulu. Keinginan seperti ini banyak terjadi pada orang yang belum siap berkomitmen.
Karena itu Komitmen ada di bagian paling depan dari 5K Hitman System. Tanpa jaminan komitmen, jangan pacaran. Seorang pasangan dewasa akan menjadikan hubungannya sebagai suatu hal yang sangat serius untuk dipertahankan dan selalu membuat pasangannya bahagia. Ini adalah ciri kedewasaan yang terbentuk melalui proses yang cukup lama. Beda dengan orang insecure yang masih membutuhkan pengakuan dari sekitarnya, walaupun pengakuan itu harus didapat dengan cara yang buruk.
Perselingkuhan hanya menciptakan ilusi sebuah hubungan. Realitanya, Anda sedang menjalani dua hubungan yang gagal. Atau tiga. Atau empat. Tergantung jumlah selingkuhan Anda. 
Pria dan wanita yang berselingkuh sebetulnya telah melakukan tindakan beresiko tinggi dan membahayakan martabat mereka sendiri. Jika Anda menyadari bahwa Anda sedang berselingkuh, bukan pasangan Anda yang harus menolong Anda. Datang ke terapis atau konselor adalah suatu pilihan yang tepat, meskipun prosesnya akan agak panjang. Telusuri penyebab mengapa Anda melakukan hal itu dan perbaikilah hidup Anda. Di sisi lain, jangan mencoba mengubah pasangan atau teman Anda yang suka berselingkuh, karena perubahan ini hanya akan terjadi jika diawali oleh keinginan dari diri sendiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERTIMBANGAN PENENTUAN PENGENDALI KEUANGAN KELUARGA: SEBUAH ANALISA NILAI PERAN GENDER DALAM INTERAKSI PASANGAN SUAMI ISTRI

Psikologi Keluarga