KATEGORI : TANYA JAWAB
PSIKOLOGI KEHIDUPAN
Hattmadi Abdullah, M.Psi
28 Januari 2019 - Sulit mengontrol pikiran negatif
Nama : Nadya
Usia : 21 tahun
Pertanyaan:
Saya mengalami masalah dalam buang air kecil yang terjadi terus menerus. Setelah saya cekke dokter, saya tidak dinyatakan sakit/infeksi. Lalu dokter bertanya saya ini panikan ya dansaya jawab ya. Kata dokter kemungkinan ini karena stres. Hal ini terjadi awalnya karena sayatiba - tiba merasa takut ketika saya akan melakukan aktivitas ibadah sholat, takutnya nanti pada saat saya tiba - tiba akan buang air kecil ketika sholat dan itu terjadi. Jadi ketika sholat saya selalu merasa buang air kecil terus. Semakin saya memikirkannya semakin besar kemungkinan hal tersebeut itu terjadi. Saya ingin sekali sembuh dan berpikiran positif lagi tetapi saya masih menjadi kendala untuk sulit berpikir positif. Jadi saya selalu memikirkan nanti pas sholat buang air lagi pasti.
Bagaimana ya cara mengubah pikiran saya agar tidak memikirkannya ketika sholat?
Terima kasih
Jawaban :
Selamat Siang Nadya, Terima kasih banyak pada nadya telah mempercayakan permasalahan pada mykonsultasirumahtangga.blogspot.com, Pertama saya turut prihatin dengan kondisi kesehatan Nadya saat ini, saya paham tentu tidak nyaman rasanya bila mengalami masalah buang air kecil apalagi bila hal tersebut sering terjadi ketika akan melaksanakan shalat sehingga membuat Nadya merasa khawatir serta berulang kali melakukan shalat kembali. Nadya yang baik, pada dasarnya manusia memiliki Automatic Negative Thoughts (NAT), apa itu NAT?, NAt adalah pikiran-pikiran negatif yang setiap saat dan kapan saja bisa muncul secara spontan. Memang umumnya NAT akan lebih sering muncul ketika kita memiliki memori negatif atau kurang mengenakan terkait peristiwa tertentu. Pada dasarnya pikiran negatif akan memberikan efek negatif pada tubuh, otak akan menafsirkan pikiran negatif dan rasa takut maupun khawatir sebagai bentuk ancaman, sehingga tubuh akan memberikan reaksi tertentu. Dalam kasus Nadya tubuh memberikan reaksi terhadap rasa khawatir dengan kesulitan mengkontrol buang air kecil. Lalu apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi pikiran negatif tersebut? Cara yang paling memungkinkan adalah membiasakan membantah pikiran negatif tersebut dan menggantinya dengan pikiran positif. Berikut ada beberapa tips lain yang bisa Nadya aplikasikan ketika NAT maupun rasa khawatir tersebut muncul.
- Ketika muncul rasa cemas, cobalah untuk bernapas berlahan dan dalam, lakukan selama beberapa menit dan arahkan fokus anda pada pernapasan.
- Apabila rasa cemas dan NAT muncul ketika sedang shalat, segeralah Nadya alihkan perhatian ke hal lain, misalnya fokuskan pikiran NAdya pada ayat-ayat yang dibaca, dan bila perlu Nadya bisa menghayati setiap ayat yang dibaca.
- 3. Lakukan self talk positif, berikan kata-kata positif pada diri sendiri. Misalnya “saya mampu mengerjakan shalat dengan baik” & “saya individu yang kuat sehingga bisa mengkontrol emosi dan pikiran”. Self talk ini dapat dilakukan kapan pun
- Rutin berolahraga, makan yang bergizi dan istirahat yang cukup. Jaga keseimbangan tubuh sehingga tubuh tidak mudah dan pikiran tidak mudah stress.
- Semoga jawaban dari saya bisa membantu dan meringankan masalah yang sedang dialami oleh Nadya ya.
01 Februari 2019 - Merasa sulit menemukan passion
Nama : Tami
Usia : 18 Tahun
Usia : 18 Tahun
Permasalahan :
Halo bapak/ibu, saya akhir-akhir ini merasa sangat kosong, sebenernya sudah dari dulu sih merasa begini.. namun, akhir-akhir ini kekosongannya melebihi hari-hari biasanya, saya sudah mulai gelisah akan masa depan saya. saat ini saya sedang berkuliah semester 2,sampai detik ini saya belum menemukan passion saya yang sebenarnya, saya tidak memiliki hobi khusus, saya tidak memiliki lagu kesukaan saya, saya tidak memiliki minat saya pada sesuatu. saya ingin mencoba mengeksplor sesuatu tapi tidak tahu harus mulai dari mana, dan terkadang saya teralu ragu dan suka negative thinking terlebih dahulu sebelum mencoba. saya sering mengkonsultasikan diri saya dengan teman-teman saya, tapi teman-teman saya juga bingung untuk menjawabnya karena diri saya sendiri tidak tahu akan jawabannya. manusia kan punya warna dalam hidupnya masing-masing, sedangkan saya, saya tidak memiliki warna tersebut. dan inginnnn sekali mencarinya, namun saya bingung, saya sepertinya butuh psikolog untuk membimbing saya, mohon bantuannya.
Jawaban:
Dear tami,
Terima kasih ya sudah menyempatkan untuk menghubungi dan mempercayai blog kami di mykonsultasirumahtangga.blogspot.com akan masalah kamu.
Tami yang berbahagai dimanapun berada, tidak memiliki hobi dan lagu yang khusus bukanlah sebagai penentu kamu bisa menemukan Passion dalam diri kamu. Passion tentu tidak datang dengan sendirinya, Passion akan muncul ketika seseorang merasa nyaman, senang, mampu bekerja dengan baik dan merasa telah mengaktualisasikan dirinya ketika bekerja. Oleh sebab itu langkah awal hal yang cukup penting untuk menemukan passion adalah mengenali diri sendiri. Kenali kepribadianmu serta gali dan temukan bakat yang kamu miliki, Passion akan muncul ketika seseorang melakukan pekerjaan yang sesuai dengan bakat serta kemampuanya. Nah, sekarang bagaimana caranya untuk mengenali bakat kita? salah satu caranya adalah perbanyak eksplorasi berbagai kegiatan yang kamu sukai atau yang ingin kamu lakukan serta bersikap spontan dalam melakukan berbagai kegiatan.
Saya cukup paham, mungkin Tami telah mencoba berusaha melakukan berbagai kegiatan, namun terhalang oleh pikiran-pikiran negatif, sehingga yang pertama kali perlu Tami lakukan adalah mengkontrol pikiran negatif tersebut. Apabila pikiran negatif datang, yang perlu Tami lakukan adalah membantah pikiran tersebut dengan pikiran yang positif, ucapkan berulang kali kalimat positif sambil mengatur napas, fokuskan pikiran Tami pada napas dan kalimat positif. Mengkontrol pikiran negatif memang tidaklah mudah, namun dengan keyakinan dan konsisten melakukannya tentu akan memberikan pengaruh.
Apabila Tami masih merasa sulit untuk menemukan Passionya, Tami juga bisa mengikuti Tes Minat Bakat untuk mengenali bakat serta minat yang Tami miliki. Saat ini di beberapa Biro Psikologi sudah memberikan pelayanan tes minat bakat.
Semoga jawaban yang saya berikan dapat membantu Tami dalam menemukan Passion nya ya.
01 Februari 2019 - Menjalin hubungan tanpa status
Nama : Diana
Usia : 30 Tahun
Usia : 30 Tahun
Saat ini saya sedang memiliki hubungan tanpa status dengan seorang pria selama setahun. Selama setahun ini saya pernah melakukan petting, fingering, dan kissing dengannya. Kami mengakui bahwa hasrat seksual kami besar dan kami tidak dapat menahannya. Pria ini adalah pria pertama yang membuat saya nyaman, sedangkan dia telah melakukan hubungan seksual secara intim pada beberapa wanita sebelum bertemu dengan saya. Saya memiliki ketakutan apakah saya beresiko terkena IMS, apakah saya baik untuk melanjutkan hubungan dengannya, apakah saya akan menikah dengannya, dan apakah saya harus membuka aib pada masing-masing orang tua kami? Pemikiran pemikiran negative kerap muncul pada diri saya selama setahun ini. Tidak pernah menjalani hubungan seperti ini sebelumnya membuat saya pernah menarik diri dari pergaulan sosial. Saat ini saya masih berhubungan baik dengannya, masih saling mensupport, tidak mencari pasangan lain, dan membayang kan masa depan bersama. Sejujurnya saya ingin melanjutkan hubungan serius dengannya sebab saya melihat ada perubahan yang lebih baik dengannya selama menjalani hubungan dengan saya. Namun, saya berasal dari latar belakang keluarga jawa dan islam, sehingga saya memikirkan akan dosa dan bibit bebet bobot nya kelak. Sudah setahun ini saya memikirkan hal ini terus menerus hingga saya menjadi overthinking, pemarah, dan kurang fokus dalam beraktivitas. saya mohon bantuannya untuk menemukan solusi atas permasalahan saya ini, trimakasih banyak.
Jawaban:
Menjalin hubungan tanpa status sebenarnya adalah hal yang beresiko karena tidak ada komitmen dalam hubungan tersebut, salah satu pihak bisa saja meninggalkan pihak yang lainnya atau dengan mudah berpaling ke yang lain karena tidak adanya komitmen yang mengikat, tentu hal ini akan memberikan kerugian terutama bila gaya pacaran atau kedekatan sudah tidak sehat atau mengarah pada perilaku seksual. Gaya pacaran yang tidak sehat akan memberikan beban psikis, Pertama, sebagai orang yang beriman kita paham bahwa pacaran adalah perbuatan yang dilarang agama apalagi perilaku seksual sebelum menikah, biasanya pelaku akan mengalami kecemasan moralitas, dimana terjadi rasa khawatir atau cemas karena telah melakukan tindakan yang bertentangan dengan kata hatinya atau nilai-nilai moral. Kecemasan ini bisa muncul secara tiba-tiba dan membuat yang bersangkutan merasa bersalah. Umumnya ketika cemas, individu menjadi tidak fokus, bingung, marah, kesal, dan tidak nyaman. Nah bila kita lihat lagi, sepertinya dari cerita Diana, kamu mulai mengalami kecemasan moralitas karena melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan hati nurani kamu.
Kedua, bertentangan dengan budaya. Kita hidup dalam budaya timur, dimana perempuan dituntut untuk bersikap sopan, santut baik tutur kata maupun tindak tanduknya, sehingga gaya pacaran atau kedekatan yang tidak sehat biasanya dianggap sebagai perilaku yang tidak sesuai budaya hal ini tentu akan memberikan pengaruh pada cara pandang masyarakat terhadap nilai diri kita, masyarakat akan menganggap diri kita rendah dan pelaku pun akan merasa berjarak dari lingkungan karena melakukan hal yang tidak sesuai norma perilaku normal di masyarakat sehingga muncul perasaan kesenjangan diri dengan lingkungan sosial. Kondisi ini bisa mempengaruhi rasa percaya diri dan penarikan diri pelaku untuk bersosialisasi di lingkungan.
Ketiga, perilaku seksual yang tidak tepat tentu dapat memberikan peluang tertularnya penyakit seksual atau infeksi menular seksual (IMS) selain HIV karena HIV hanya akan tertular jika terjadi pertukaran cairan atau darah dengan penderita. Ketika melakukan petting, kissing, dan fingering terjadi sentuhan kulit sehingga berbagai bakteri dapat berpindah ke tubuh anda, apalagi teman dekat kamu sering berganti-ganti pasangan maka semakin besar resiko untuk tertular IMS karena kondisi kesehatan dan kebersihan pasangan tidak diketahui apakah ia bebas dari penyakit tertentu.
Diana yang baik, jika kita telaah lagi berbagai resiko yang muncul baik karena gaya pacaran yang tidak sehat maupun menjalin hubungan tanpa status sepertinya banyak dampak negatifnya, iya kan? oleh sebab itu akan lebih baik bila Diana mulai menjalin hubungan yang sehat.
Sebenarnya perilaku kissing, peeting dan fingering adalah awal dari aktifitas seksual, biasanya individu yang memiliki kebutuhan seksual tinggi akan merasa frustasi ketika kebutuhannya tersebut tidak terpenuhi, sehingga mereka akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan seksualnya, oleh sebab itu perlu usaha ekstra apabila Diana ingin mengubah perilaku teman kamu tersebut, dan yang penting ia pun memiliki niat untuk menekan kebutuhan seksualnya, karena apabila hanya Diana yang memiliki tekad tentu ia akan sulit untuk berubah. Jika ingin tetap melanjutkan hubungan dengan dia, Diana perlu menimbang faktor kemungkinan terburuk yang akan terjadi keesokan hari dari perilakunya saat ini karena perilaku sekarang bisa menjadi indikator perilaku seseorang dikemudian hari, walaupun tidak menutup kemungkinan ia bisa berubah menjadi lebih baik asalkan ada tekat dan usaha yang kuat.
Semoga jawaban saya dapat membantu
Salam Hangat
Komentar
Posting Komentar